Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Jurus Sakti Meniti Tujuan Akhir

Saat kita mau ke pasar ketika ada di dalam rumah, maka kita melewati pintu rumah terlebih dahulu. 

Walau melewati pintu rumah, pikiran tidak memikirkan pintu rumah, tapi memikirkan pasar sebagai tempat yang dituju.

Jalan mana yang dilalui, bisa saja berubah, tapi tempat tujuan tetap sama, tetap diingat di pikiran.

Demikian pula saat berafirmasi. 

Bayangkan tujuan paling besar, impian paling tinggi, ada pun tujuan pendek, ibarat pintu rumah, otomatis akan tercapai alias terlewati.

Kesalahan beberapa orang adalah merasa banyak keinginan, dimana keinginan itu memenuhi garis waktu dari sekarang menuju masa depan.

Misal minggu depan ingin A, bulan depan ingin B, tiga bulan lagi ingin C, dan tahun depan ingin D. Pikiran dipenuhi dengan memori keinginan.

Padahal, hitung saja berapa dana yang diperlukan agar keinginan A, B, C, dan D terwujud lalu buat angka itu sebagai goals yang terus dibayangkan.

Lalu buat pernyataan afirmasi:

"Mulai hari ini hingga 360 hari ke depan, saya memutuskan menerima income total Rp 1 M dengan mudah dan menyenangkan, dari berbagai sumber yang halal dan penuh berkah."

Apa yang terjadi bila pernyataan afirmasi itu dibaca 36x sehari selama 360 hari? Pastinya pikiran pun fokus!

Bandingkan bila ada banyak keinginan memenuhi pikiran, sehingga pikiran mudah lupa selupa seorang murid SD diajari perkalian, pembagian, serta bilangan bulat dalam waktu bersamaan.

Pertanyaannya, bila kita membayangkan hasil akhir di penghujung tahun, lalu bagaimana dengan hutang yang sudah ditagih? 

Kapan diafirmasikan? 

Sebelum menjawab pertanyaan itu, saya ingin mengupas konten pertanyaannya.

Itu adalah pertanyaan dari orang yang panik karena ditagih. Panik adalah kondisi cemas, takut, sehingga jantung berdegup lebih kencang, keringat dingin keluar satu-satu.

Rasa panik mendorong pikiran untuk bertindak cepat, makanya orang yang sedang panik mudah membuat keputusan tanpa pikiran panjang. 

Alias mudah diperdaya lagi, dimanfaatkan lagi, atau ditipu lagi. Sebab memang keputusan pikiran untuk bertindak cepat didorong perasaan panik.

Itu sebabnya, para penjual berusaha membuat calon pembeli panik dengan cara "diskon hanya hari ini saja!" atau sejenisnya yang membuat calon pembeli cepat-cepat membeli/mengeluarkan uang.

Itu sebabnya, saya menyarankan istighfar sampai rasa panik hilang, atau istikharah sebelum memutuskan mengeluarkan uang.

Kembali ke pertanyaan "kapan afirmasi untuk segera membayar hutang yang sudah ditagih?" 

Jawabnya adalah, lepaskan hutang itu, anggaplah tidak ada hutang, lalu datanglah kepada Allah untuk menenangkan hati.

Boleh membaca Al Qur'an, boleh shalat malam, boleh dzikir, atau boleh bersedekah. Intinya temukan cara menemuiNya.

Sebab proses afirmasi positif tidak ada gunanya sepanjang ada emosi negatif. Setelah hati tenang, pikiran pun damai, maka mudah untuk menancapkan sugesti baru ke pikiran.

Lambat laun pikiran percaya, bahwa Anda bisa.

Wallahu'alam.
Ahmad Sofyan Hadi

*Dapatkan Paket Belajar Gratis Kelas Afirmasi Online:*

đź“‚Kuliah zoom "Membongkar Rahasia Diri Melalui Goresan Tanda Tangan" setiap pekan di hari Ahad.

đź“‚Ebook "Menemukan Mental Block Melalui Analisis Tanda Tangan"

đź“‚Audio Materi Kelas Afirmasi

đź“‚Artikel Inspirasi dari Kelas Afirmasi


Pendaftaran silahkan klik

http://guruahmadfauzi.behindsign.com


*🏡KELAS AFIRMASI ONLINE*

Dengan visi besar "Memutus Rantai Kekerasan dalam Rumah Tangga"

Posting Komentar untuk "Jurus Sakti Meniti Tujuan Akhir"

Skillpedia