Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bahaya Penjara Pikiran


Penjara Pikiran


Penjara pikiran adalah keyakinan yang bikin hidup gak mau maju, seperti hal-hal yang membuat ragu untuk ambil keputusan.

Mungkin saja alasannya untuk keamanan, daripada memutuskan lalu rugi, mendingan dipikirkan terus menerus.

Iya sih, tapi tidak tepat.

Sebab kita bisa istikharah atau musyawarah. Istikharah nanya kepada Allah, musyawarah nanya kepada sesama.

Jadi kalau masih ragu untuk istikharah dan musyawarah, artinya sudah lama terjebak dalam penjara pikiran.

Penjara pikiran bisa berarti keyakinan yang membuat diri sendiri menderita. Seperti "suamiku pelit dan keras kepala", "anakku suka iseng tapi manja", atau "aku tuh gak bisa fokus".

Itu contoh saja dimana pernyataan diatas tidak ingin dialami, tapi dinyatakan. Biasanya berbentuk keluhan atau sekedar berita tambahan dalam obrolan/curhat kepada teman.

Pernyataan itu mewakili isi pikiran, bila pikiran fokus kepada kondisi masa lalu, maka kondisi itu terjadi lagi di kemudian hari. Maka banyak orang yang menilai "dia/aku memang begitu" karena pola berulang tadi.

Padahal pola berulang karena keyakinan terus menerus di pikiran. Dimana bila keyakinannya diubah, bila mau keluar dari penjara pikiran lalu membuat keyakinan baru, kondisi pun berubah.

Paling kentara saat anak divonis "alergi" oleh orang tuanya, membuat anak di masa berikutnya selalu alergi. Padahal tubuh punya mekanisme menyembuhkan dirinya sendiri sama seperti jari teriris pisau. Lama-lama sembuh.

Jadi penyakit pada anak atau orang dewasa lebih banyak disebabkan karena penjara pikiran, realitas tubuh mengikuti keyakinan "sakit".

Repotnya penjara pikiran, hampir semua dari kita tak sadar bahwa kita ada di dalam penjara pikiran sehingga merasa lumrah hidup seperti sekarang meski sakit atau tak sesuai harapan.

Contoh adalah saat seseorang menghibur diri "bibir tersenyum meski hati terluka" merasa wajar dengan penderitaan yang ia alami.

Karena tidak sadar inilah, tak banyak yang paham cara keluarnya. Bagaimana mau keluar sementara merasa tak pernah ada di dalam?

Padahal kalau mampu keluar, mudah membangun keyakinan baru dan menciptakan realitas hidup baru sesuai harapan.

Pertanyaannya: MAU atau TIDAK?

Wallahu'alam
Ahmad Sofyan Hadi
Penulis Buku Reset Hati Instal Pikiran & Worbook 20 Hari Membuka Rezeki

Founder BehinDsign & Kelas Afirmasi Online

Posting Komentar untuk "Bahaya Penjara Pikiran"

Skillpedia