Drama Segi Tiga Perkakas yang Tak Pernah Masuk Sinetron

Sakalangkong.com - Selalu Menginpirasi Indonesia. Pertanyaan dalam gambar itu—“Mana yang paling sakit, palu, paku, atau kayu?”—sekilas terasa seperti teka-teki receh khas obrolan tongkrongan. Namun di balik keluguannya, ia menyimpan getir yang tak kalah serius dibanding pengaduan masyarakat yang tak pernah dibaca pejabat. Sebab, tiga benda itu sesungguhnya sedang memerankan drama sosial yang kita tonton setiap hari, tapi pura-pura tak kita pahami.

Mari kita tengok palu terlebih dahulu. Ia tampak kuat, berotot, dan selalu menjadi tokoh yang menentukan alur cerita. Palu adalah simbol mereka yang terbiasa memegang kendali. Ia tak pernah terlihat kesakitan, karena dalam drama kehidupan, palu selalu diberi peran sebagai pelaku, bukan penderita. Namun siapa tahu, di kedalaman besinya, palu juga letih menjadi alat yang terus menerus memukul tanpa pernah diizinkan memilih?

Berikutnya adalah paku. Ia kecil, kurus, dan hanya berdiri menunggu nasib. Ia tahu hidupnya sebentar lagi berubah menjadi deretan benturan. Paku seperti rakyat kecil: selalu menjadi pihak yang paling siap dipukul, paling mudah disalahkan, dan paling jarang diberi kesempatan bersuara. Setiap ketukan palu membuatnya semakin masuk ke dalam kayu, seolah-olah begitulah takdir yang harus diterima: diam, kuat, dan kalau bengkok? Ya salah sendiri, katanya.

Lalu kayu. Dari luar, ia tampak paling damai, tak banyak protes, seperti tetangga yang selalu tampak baik-baik saja padahal di dalamnya menyimpan retakan. Kayu tidak hanya menerima paku yang masuk tanpa izin, tetapi juga seluruh tekanan yang membuat tubuhnya perlahan rusak. Kayu adalah ruang hidup, alam, atau bahkan sistem sosial kita yang terus ditusuk tanpa kesempatan bicara.

Maka pertanyaannya kembali: siapa yang paling sakit?

Jawabannya mungkin: semuanya. Palu yang terjebak dalam perannya, paku yang lelah menjadi korban, dan kayu yang diam-diam retak oleh tekanan yang tak pernah ia pilih.

Sungguh drama yang terlalu relevan: entah kita ini palu yang tanpa sadar menyakiti, paku yang terlalu sering dipukul, atau kayu yang menahan semuanya dalam diam. Dan lucunya, ketiganya terus bekerja sama dalam adegan yang sama—tanpa pernah membahas kemungkinan untuk berhenti saling melukai dan mulai mencari cara agar bisa membangun sesuatu tanpa ada yang harus menderita.

Posting Komentar untuk "Drama Segi Tiga Perkakas yang Tak Pernah Masuk Sinetron"

Skillpedia